Kamis, 08 September 2022

Kelezatan Chiki Balls Rasa Coklat

Jadi sewaktu aku masih kecil, seumuran anak TK gitu, jarang sekali yang namanya pergi ke kota. Sehari-hari hanya main di sekitaran rumah saja. Kebetulan rumahku masih tergolong desa, meskipun tidak terpencil tapi masih jarang ada toko besar, bahkan supermarket tidak ada. Ya, aku tinggal di desa Balekambang kecamatan Selomerto kabupaten Wonosobo. Nah kebetulan sekali waktu itu aku diajak ibuku ke kota, tepatnya ke RSUD Setyonegoro Wonosobo untuk periksa. Di depan RSUD ada penjual kaki lima yang menjajakan banyak makannan. Dari chiki sampai berbagai macam minuman. Aku sangat suka sama yang namanya chiki balls terutama yang rasa coklat, kalau yang rasa keju benar-benar kurang suka. Kalau pun ada dan ditawari lebih banyak nolaknya. 

Saat itu ada penjual yang menyediakan chiki balls, wah senang sekali rasanya, aku langsung minta jajan sama ibuku. Karena masih kecil aku tidak paham soal kemasan, jadi asal ambil saja. Sesampainya di rumah aku langsung memakan chiki balls tersebut, dan apa coba pemirsaaaahhhh?? Ternyata chiki ballsnya rasa kejuuu... Hwaaaaa 😭😭😭😭. Rasanya gelo banget. Meskipun tetap aku makan, tapi rasanya ingin sekali mengulang perjalan ke kota 😂. 

Hingga kemudian aku menikah, dan setelah beberapa tahun tidak pernah bertemu dengan jajanan chiki balls tersebut tiba-tiba suamiku datang membawa jajan chiki balls, dan aku sangat gembira dong, ya. Tapi berhubung suamiku suka keju jadi yang dibeli adalah rasa keju. Kemudian aku cerita tentang kenangan masa kecilku tersebut. Setelah tau aku sangat suka chiki balls, kalau ajak jajan anak-anak saya pasti juga dibelikan jajan chiki balls rasa coklat tentunya. Aduuuh bisa histeris kalo menerima chiki balls 🤣🤣. 

Seperti ini penampakannya : 


Alhamdulillah semalam dibelikan jajan sama suamiku tercintaaah, bahagia banget rasanya, bisa menikmati kelezatan coklat chiki balls ini. Benar-benar yang sesuai impian masa kecil hahaha. Ini foto saya ambil di toko suami, seperti biasa aku bantuin beliau ini jualan. Ditemani secangkir Luwak White coffee kesukaan.  Nikmat mana lagi yang kau dustakan. 

Begitulah kira-kira ceritanya, semoga akan tetap menjadi kenangan indah sampai kapanpun. Aamiin.  Love u suamiku 😘.

Wonosobo, 8 September 2022.





Selasa, 27 Juli 2021

Penyintas Covid-19

 My covid-19 story


Sabtu, 17 Juli 2021

Saya sengaja ambil libur kerja, pengen benah-benah tanaman sambil sesekali santai. Siang hari saat istirahat bebenah, badan agak lelah, kemudian istirahat tiduran bentar. Sorenya lanjut menyelesaikan tanaman yang belum tertata. Setelah selesai, mandi, kumpul keluarga seperti biasa. Belum terasa apa-apa hanya sedikit lelah kerena habis berkebun. 


Minggu, 18 Juli 2021

Hari ke-1

Berangkat ke toko, badan rasa agak ga enak dikit, sesekali batuk kecil karena tenggorokan ada gatal dikit. Siang hari takziah ke rumah saudara, kondisi badan berasa agak rerasa kurang enak badan. Tapi saya pikir karena capek biasa. Sore hari sepulang dari toko, seperti biasa nyiapin makan buat anak-anak, beberes dapur dan meja makan. Setelah itu sholat magrib. Habis itu terasa lelah sekali rasanya pengen tiduran. Akhirnya saya tiduran, badan mulai terasa sakit, pusing, dan mulai demam. Sudah agak diare, tidak seperti biasanya sore hari BAB encer. Tengah malam panas semakin tinggi, badan seperti kehilangan tulang sangat-sangat lemas, otot daging serasa ditusuk-tusuk duri, sangat-sangat sakit, kepala sangat pusing, sesekali batuk saja ga ada pilek dan saya tidak radang, perut agak mual, wajah dan rahang terasa kaku (pengen melakukan senam wajah terus karena pegel), saya udah mulai curiga. Bangun pagi langsung bertekad buat periksa karena saking tidak kuatnya menahan sakit, kepengen cepet minum obat. Dan semua terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba, tanpa permisi, badan yang sebelumnya sehat pun langsung saja tak berdaya, sungguh kita tidak boleh sombong dengan badan sehat dan kuat.


Senin, 19 Juli 2021

Hari ke-2

Pukul 09.30 pergi ke klinik PMI, sampai di sana diperiksa, dokter menyarankan test swab antigen, saya iyakan, dan hasilnya ternyata positif covid 19. Ya Allah... Bawaannya pengen nangis terus 😥😭. Waktu tau saya positif, seketika orang-orang yang berdiri di sebelah saya langsung menjauh 🤣, ketakutan sekali tertular. Kebetulan mbak perawat kasih taunya dengan suara keras buset. 

Hari ini saya hitung sebagai hari ke-2, karena minggu malam sudah bergejala. Sejak saat itu saya langsung masuk kamar, dan berpisah sementara dari anak-anak. Hari ke-2 masih terasa sakitnya, seluruh badan total istirahat, hanya tiduran seharian, buat berdiri sakit dan sangat susah, akhirnya saya sholat juga sambil tidur, masyaAllah sakit yang tidak tertahankan. Napas pendek-pendek, makan tidak enak, bangun buat minum saja susah, udah gitu, aku sendirian 😥. Untung banyak teman kasih support dan semangat.




Ketika tau positif, aku langsung milih duduk di kursi belakang. Takut nular ke suami 😥.

Selasa, 20 Juli 2021

Hari ke-3

Hari raya Idul Adha, dan aku masih terbaring tak berdaya. Rasanya obat-obatan tidak mempan menghilangkan rasa pusing dan rasa sakit di otot-ototku ini. Buat jalan kaki kayak tertusuk duri 😄. Mual masih ada, batuk juga sesekali, aku masih bisa mencium bau. Makanan yang enak hanyalah buah apel saja.


Rabu, 21 Juli 2021

Hari ke-4

Alhamdulillah sudah bisa berjalan, saya mencoba mandi supaya segar. Meski masih seperti orang mabuk, gliyengan, sempoyongan, aku paksa buat jalan. Segala yang dimakan terasa asin dan pahit. Saya hanya makan apel, pisang, roti tawar, susu beruang, obat dan vitamin saja. Badan lemas lunglai itu tiap hari, kepala pusing juga tiap hari, rasanya obat-obatan hanya sebentar saja membuat badan tidak sakit. Kalo pusing susah sekali hilangnya. 

Anakku kangen, katanya pengen meluk bunda 😭🤗. 




Saturasi naik turun, seringnya di angka 95/75


Suamiku membelikanku buah apel, baik banget dia, sering buka jendela dan mengintip lewat pintu kamar. Hanya untuk memastikan aku baik-baik saja 🤗🤗. 



Kamis, 22 Juli 2021

Hari ke-5

Alhamdulillah kondisi semakin membaik, batuk semakin agak parah, sudah bisa makan nasi walau sedikit. Rasa hanya asin dan pahit. Masih bisa mencium bau. Lagi-lagi, kalo pusing dan lemas belum hilang juga. Apalagi kalau malam, harus tidur cepat karena pusing sekali. Jadi sepanjang hari sampai hari ke-5 ini saya hanya full tiduran dan rebahan. Benar-benar tidak berdaya, pinginnya, sih beres-beres gitu, tapi ternyata tidak kuat ini kepala menahan pusing.

Makananku rasanya pahit dan sangat asin 😅.


Anakku mau main tempat simbah, sungguh sudah sangat kangen pengen meluk.





Jumat, 23 Juli 2021

Hari ke-6

Alhamdulillah buat jalan sudah tidak sakit meski masih sempoyongan, karena lemas dan pusing masih setia menemani. Makan sudah agak banyak. Minum juga sudah bervariasi. Tenggorokan mulai sakit seperti ada pedangnya di dalam pojokan kerongkongan, sore hari mulai tidak bisa mencium bau dan sudah hilang rasa di lidah. Aku coba membuat kopi yang biasanya beraroma wangi dan nikmat, sama sekali tidak terasa, bau minyak kayu putih hilang sama sekali, bau sabun ga ada wanginya. Ternyata aku masuk gejala anosmia, yang kata dokter justru bagus, karena antibodiku berarti sudah banyak dan sedang bekerja. Baiklah, alhamdulillah tetap aku syukuri, meski makan apapun tidak ada rasanya 😄. Alhamdulillah aku sudah bisa mengenyangkan perut. Malam hari napas agak sesak, karena batuk kadang menjadi-jadi, tapi alhamdulillah masih bisa diatasi dengan proning tanpa harus bantuan oksigen. Dan saya juga tidur cepat, karena bawaan pusing dan lemas itu ada terus meski sudah makan banyak. 





Sabtu, 24 Juli 2021

Hari ke-7

Alhamdulillah bisa keluar rumah karena anak-anak ke rumah ibu, jadi aku bisa berjemur. Seperti biasa lemas dan pusing masih mendominasi, tetap tidak bisa mencium dan merasakan nikmatnya makanan, tapi aku paksa makan banyak hari ini. Kiriman buah tangan dari teman-teman mulai aku buka, aku paksa makan dan minum. Pokoknya aku bertekad harus sehat. Kondisi badan berangsur membaik. Memang kalo pusing kayaknya kok sepanjang hari 😂, tapi ga apa, insyaAllah selalu kuat.


Minggu, 25 Juli 2021

Hari ke-8

Alhamdulillah kondisi semakin membaik, aku sudah bisa berjemur depan rumah meski sebentar. Karena anak-anak tidak ada di rumah, jadi aku bisa keluar kamar. Badan masih sedikit lemas, penciuman dan rasa masih belum pulih. Sudah makan nasi dan lauk pauk komplit, intinya asal perut kenyang saja. Bahkan rasa ingin ngemil itu datang terus, karena badan yang lemas jadi tubuh bereaksi untuk melawan dengan cara makan 😂. Kalo malam tiba, rasanya ingin segera tidur, karena masih terasa sangat lelah.


Senin, 26 Juli 2021

Hari ke-9

Pagi hari rasanya pengen makan yang segar-segar. Aku bikin lutis, pinginnya yang pedes manis gitu. Tapi ya tetap saja ga ada rasa, masih anosmia. Kalo badan masih sangat lelah, aku coba bikin mie instan yang super duper pedas, tapi tetap saja hambar 😄. Yaudah dinikmati aja, alhamdulillah aku masih bisa makan kenyang. Agak siang aku coba berjemur, agak lama. Sambil mengisi waktu dengan baca buku. Sudah tidak terlalu pusing kalo duduk agak lama. Tapi tetap harus sandaran. Kalo malam harus tidur cepat, karena badan masih lemah.


Selasa, 27 Juli 2021

Hari ke-10

Semua gejala seperti pusing, mual, lemas, sudah agak hilang. Kalo batuk masih sesekali. Hilang penciuman dan rasa masih setia menemani. Aku bangun pagi sudah pasti terasa lapar, langsung makan degan ijo. Coba bikin kopi, dan agak siang pesen megono plus tempe kemul. Alhamdulillah cukup membuat perut kenyang 😄. Segala macam vitamin aku makan. Dari redoxon triple action, herbal kiriman sepupu, susu beruang, vitamin dari klinik. Komplit. Saking pinginnya sembuh, jadi meski lemas aku paksa buat aktivitas, berjemur, beres-beres meja makan, bikin minum 😃. 



Berjemur ditemani sama suami 🤗



Ini vitamin kiriman dari mimi Mpih dari Semarang, makasih mimi tayang 😘😘





Sabtu, 05 Juni 2021

Piknik Istana Kayu Jogjakarta 2017 sesi 2

Piknik Keluarga Besar Istana Kayu ke Gembira Loka dan Parangtritis (Kenangan 27 Agustus 2017)


Fotografernya siapa, sih jahat banget ga diedit, mukaku buluk amat, yak? hahahah.











































































 

Kelezatan Chiki Balls Rasa Coklat

Jadi sewaktu aku masih kecil, seumuran anak TK gitu, jarang sekali yang namanya pergi ke kota. Sehari-hari hanya main di sekitaran rumah saj...